Selasa, 14 November 2017

Ulasan Film: 'It'

REVIEW FILM IT
Apa yang Anda takuti ketika masih berusia anak? Ketakutan itu kadang terasa nyata meski hanya di benak Anda sendiri. Namun dalam It, ketakutan itu benar-benar mewujud nyara: berupa teror si badut penari Pennywise.

Kisah Pennywise si badut menyeramkan sudah melegenda sejak Stephen King mengenalkannya dalam bentuk novel horor pada 1986. Karya novel ke-18 King itu sukses menjadi yang terlaris di masanya.

King, dengan gaya khasnya, menuturkan petualangan tujuh bocah dengan paranoia masing-masing. Mereka 'hobi' menyelidiki serangkaian kejadian janggal di kota mereka, Derry, hingga mesti berurusan dengan Pennywise atau Bob Gray.


The Losers Club menjadi cerminan perlawanan atas teror dari Pennywise.The Losers Club menjadi cerminan perlawanan atas teror dari Pennywise.
Teror demi teror yang dibawa Pennywise ke masing-masing anak yang menyebut diri mereka sebagai The Losers Club atau Klub Pecundang itu diangkat menjadi serial televisi pada era 1990.

Serial yang berjudul sama itu pun punya riwayat sukses yang sama dengan novel karya King. Serial berisi dua episode garapan Tommy Lee Wallace yang sekaligus merangkap sebagai penulis itu mendapat penghargaan Emmy Awards untuk komposisi musik yang digunakan.

Kini, Warner Bros Pictures menggaet sutradara Andy Muschietti dan penulis Chase Palmer, Cary Fukunaga, serta Gary Dauberman, untuk kembali mengangkat kisah teror legendaris Pennywise ke layar lebar.

Perubahan dari kisah novel ke layar lebar jadi hal yang tidak mungkin terelakkan, begitu pula pada film ini. Bagi Anda yang membaca kisah asli atau menonton serial televisinya, akan menemukan sejumlah adaptasi dalam film ini.

Namun, adaptasi itu dapat diterima. Bahkan, film It terasa masih segar untuk dibawa ke era modern. Film itu juga membawa ketakutan dan teror Pennywise tampak lebih nyata.

Film It karya Muschietti cs ini dimulai sama persis dengan cerita asli King, meski latar waktu yang digunakan dalam film berbeda dengan yang ada di novel.



Kisah dimulai ketika Georgie Denbrough mengikuti kapal kertas pemberian kakaknya, Bill (Jaeden Lieberher), di tengah hujan deras.

Kapal itu menjadi pengantar si bocah tujuh tahun untuk bertemu Pennywise (Bill Skarsgård) yang hidup di gorong. Sejak itu, Georgie menghilang tanpa jejak.

Setelah sekian lama, Bill masih merindukan dan penasaran dengan yang terjadi dengan adik kesayangannya itu. Banyak orang meyakininya telah meninggal dunia. Tapi Bill masih melakukan beragam cara untuk mencari tahu nasib sang adik

Related Posts:

  • Assassin's creed 3 gameplay Review Assassin Cred 3Kali ini saya akan review game Assassin Creed 3 Gamer mana yang tidak akan tertarik dengan franchise open-world milik Ubisoft – Assassin’s Creed? Ketika sebagian besar developer lebih memilih untuk… Read More
  • Review Game Of throne s7 Season ini menjadi season yang istimewa karena walaupun tidak banyak episode yang tersaji, namun banyak sekali info yang bisa kita dapatkan. Game of Thrones season 7 episode 7 … Read More
  • REVIEW FILM IT Apa yang Anda takuti ketika masih berusia anak? Ketakutan itu kadang terasa nyata meski hanya di benak Anda sendiri. Namun dalam It, ketakutan itu benar-benar mewujud nyara: berupa teror si badut penari… Read More
  • Review Xiaomi Redmi note 4 Sebelum memutuskan untuk membeli produk terutama produk elektronik seperti gadget atau smart phone memang alangkah baiknya mengetahui review secara lengkap mengenai produk tersebut, sehingga selain… Read More
  • Review pengabdi setan Setelah tiga tahun sakit, Ibu pun akhirnya meninggal dan meninggalkan suami dan keempat orang anaknya. Sang Bapak pun harus ke luar kota meninggalkan anak-anaknya demi bisa menebus rumah milik nene… Read More

0 komentar:

Posting Komentar